Indigo Space Member Gathering

Dalam upaya kolaborasi dan mendukung ekosistem digital Surabaya, Pusat Inovasi WM menghadiri kegiatan malam temu IndigoSpace Surabaya’s Member Gathering yang dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2021 dengan penerapan protokol kesehatan. Inisiatif ini dilakukan untuk menjaga ekosistem digital di Surabaya tetap sustain, setelah kurang lebih 1.5 tahun pandemi.

 

Kegiatan ini sekaligus merupakan rebranding IndigoSpace yang sebelumnya dikenal sebagai DILO, yang menjadi co-working space dan akselerator milik Telkom dan dikelola oleh MDI Ventures. Dalam pertemuan yang berlokasi di Bendul Merisi Airdas ini, hadir sejumlah founder start up seperti Riliv, Looyal, JobHunt, komunitas game developer, perwakilan-perwakilan dari inkubator bisnis sejumlah kampus di Surabaya, dan pegiat start up surabaya yang bertujuan membangun ekosistem start up, sharing session, dan menjalin networking antar anggota. Perwakilan dari Widya Mandala, turut hadir pula 1 tim mahasiswa dari Fakultas Kewirausahaan, yakni Joshua Kresno, Joe Billy, Yosia Gabriel, dan Timotius Fabian. Mereka merintis start up Uplink, aplikasi dan web untuk jejaring situs website, yang dikembangkan dengan support fakultas dan saat ini sedang masuk di tahap prototype.

 

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 18.00 dimulai dengan registrasi peserta, dan dilanjutkan dengan rangkaian acara yang dipandu oleh Dwi selaku Public Relation dari Indigo. Dari pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam dipandu oleh Cyntia Cecilia selaku manajer Indigo Space Surabaya, semua pihak duduk bersama berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi, terutama strugglenya start up di masa pandemi, dan juga saling membuka diri untuk berkolaborasi satu sama lain. Terlebih, saat ini pemkot sedang menggarap start up dan ingin membuat Surabaya jadi kota start up. Ke depannya diharapkan start up yg punya potensi akan digandeng menjadi rekanan bisnis perusahaan.

 

Dalam sesi pertemuan, Joshua dan teman-teman dari Widya Mandala menyampaikan bahwa mereka berharap dengan ekosistem yang saat ini dihidupkan lagi, akan dapat menjadi support system project mereka, Uplink. Senada dengan itu, Yuliasti Ika Handayani dari Pusat Inovasi mengemukakan bahwa universitas memang perlu memberikan dukungan khusus bagi pembinaan start up digital, terlebih hal itu dikemukakan oleh ketua Yayasan Widya Mandala, Ignatius Jonan, bahwa Widya Mandala harus menjadi kampus yang digitally friendly. Dalam hal ini, universitas perlu support untuk membibitkan start up dan akhirnya bisa bermuara ke inkubator-inkubator start up eksternal hingga bertemu dengan investor. Tetapi memang tidak bisa mengejar jumlah atau kuantitas, karena dalam komponen start up terdapat 3 peran, yakni hacker, hustler, dan hipster, dan seringkali tim dari universitas mengalami kesulitan untuk menemukan ketiga peran ini, misalnya terkait dengan peran hacker di bidang IT programmer/coding, tidak semua kampus memiliki resource disana. Maka, manfaat yang didapat bagi universitas, dari pertemuan semacam ini dapat dilakukan kolaborasi untuk mengisi peran-peran tersebut.