Sampaikan Pengetahuan dalam Karya

Menjadi seorang pengajar, baik itu guru atau dosen tentu memiliki pengetahuan yang kaya sesuai dengan bidang minatnya. Tugas mereka adalah untuk bisa mencerdaskan anak didik generasi penerus bangsa, dengan mengajarkan pengetahuan tersebut baik di dalam atau di luar kelas. Namun, tak cukup bila hanya disampaikan dalam bentuk makalah atau tulisan saja. Dibutuhkan inovasi, perancangan dan sarana agar pengetahuan yang dimiliki bisa tersampaikan tak hanya kepada anak didik, tetapi juga ke masyarakat luas.

Memegang teguh Tri Dharma Perguruan Tinggi, salah satunya adalah Pengabdian kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (LPPM UKWMS) pun memegang peranan penting. Gelar Karya 2019 (GK 2019) kembali digelar pada Seasa (7/5), dengan mengusung tema Knowledge Crafting. “Pengetahuan itu harus disampaikan dan dibuat dalam bentuk nyata dan berkolaborasi melalui tangan-tangan terampil agar pada akhirnya bermanfaat bagi kesejahteraan bersama,” tutur Lydia Ari, MM., selaku Ketua Pelaksana.

Pada GK 2019 ini, beberapa model acara disuguhkan agar mengakomodir kebutuhan masyarakat. Diantaranya Lokakarya Fotografi Produk yang disampaikan oleh Lukas Surjaatmaja, S.Ak., MA; Pembuatan Emulgel untuk Pereda Nyeri oleh Farida Lanawati Darsono, S.Si., M.Sc., dari Fakultas Farmasi UKWMS; dan Lokakarya Guru dan Relawan PAUD oleh Brigita Puridawaty, S.Psi., M.Pd., selaku Kaprodi PG-PAUD. Melalui lokakarya ini, para peserta bisa langsung praktik dari ilmu baru yang mereka dapatkan. Selain itu, adapula Seminar dengan pembicara utama adalah peneliti yang berhasil dalam mencapai unggulan karya yang menarik; kemudian Talkshow Startup dengan tema Sharpening Your Business Creativity; serta Pameran Poster Penelitian Dosen.

Menambah kemeriahan acara, dalam talkshow hadir empat pembicara yakni: Aditya Tanjung sebagai pemilik dan pendiri Energeek the Egovernment Solution; Gerardo Laksono sebagai pemilik Amigo.idea dan Goodbox; Rafli Egy Wijaya selaku CEO Dodolo.id; dan Anbiya Nawfal pengusaha kreatif yang juga pendiri Serasa Creative.

Acara dibuka oleh sambutan dari Hartono Pranjoto, Ph.D selaku ketua LPPM UKWMS. “Semoga kita semua dapat terinspirasi dari anak muda yang bersemangat untuk menjalankan bisnis,” ucapnya. Dimoderatori Yuliasti Ika Handayani, S.E., M.M. dari Fakultas Bisnis UKWMS, keempat narasumber menceritakan perjuangan dalam membangun bisnisnya.

Diawali Gerardo yang terinspirasi sang mantan pacar yang memintanya untuk menghadiahi sebuah make up box (kotak tata rias). Menurutnya, harga make up box di pasaran terbilang mahal dan monoton, sehingga ia mencoba untuk mendesain sendiri. Tak disangka, inilah awal bisnis milik alumni Fakultas Kedokteran UKWMS ini berkembang. Terciptalah Amigo Idea, usaha custom make up box sebagai produk unggulan dan banyak diminati, bahkan kini sudah melakukan ekspor hingga ke berbagai Negara di Asia.

Berlanjut ke Anbiya Nawfal, pemuda berusia 19 tahun yang mendirikan Creative Agency bernama Serasa Creative bersama tiga temannya. Bermula dari SMA, kepiawaiannya dalam berorganisasi dan menjalankan sebuah event, membuatnya terpilih menjadi ketua panitia pentas seni. Semenjak itu Ia berpikir untuk membuat bisnis creative agency dengan konsep yang lebih menarik. Meminjam modal dari orang tua dilakukannya agar dapat bersaing dengan creative agency lainnya yang sudah lebih dulu berdiri.

Beralih ke bisnis makanan, Rafli Egy dulunya memiliki kedai mochi maco di Malang. Saat semua kedainya harus ditutup karena kas miliknya habis, ia pun memutar otak untuk membangkitkan bisnisnya kembali. Dodolo.id tercetus karena idenya untuk memasarkan mochi maco miliknya ketempat lain di daerah Jawa, sehingga ia hanya perlu menyuplai barang saja. “Melalui dodolo.id, semua orang dapat berjualan tanpa harus memiliki toko dan cukup online saja,” jelas Rafli. Kini selain mochi maco, ada beragam produk makanan yang dipasarkan secara langsung dengan cara reseller (menjual kembali).

Terakhir, usaha Aditya Tanjung yang bergerak di bidang e-government atau solusi teknologi di pemerintahan, mengawali bisnisnya saat masih berkuliah semester lima. Berjuang sendiri mendatangi kantor-kantor untuk bekerja sama; tanpa relasi, modal nekat serta keberanian, ia pun mendapat kepercayaan untuk mengerjakan proyek e-government milik Pemerintah Kota Surabaya. Sebagai penutup, mereka memberikan motivasi kepada para peserta untuk tidak takut dan segera memulai bisnis dengan perencanaan yang matang.